Langsung ke konten utama

Konsep dasar hubungan sekolah dengan masyarakat

A.     Konsep Dasar Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Secara etimologis hubungan masyarakat diterjemahkan dari perkataan bahasa Inggris “public relation” yang berarti hubungan sekolah dengan masyarakat ialah sebagai hubungan timbal balik antar suatu organisasi (sekolah) dengan masyarakatnya.
Pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari beberapa definisi berikut ini. Menurut Kindred Leslia, dalam bukunya “School Public Relation” mengemukakan pengertian hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut : hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dari karya pendidikan serta pendorong  minat dan tanggung jawab masyarakat dalam usaha memajukan sekolah.
Selanjutnya Onong U. Effendi dalam bukunya Human Relations and Public Relations dalam Management (1973:55) mengemukakan bahwa Public Relations adalah kegiatan berencana untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi organisasi di satu pihak dan publik di lain pihak. Untuk mencapainya adalah dengan jalan komunikasi yang baik dan luas secara timbal balik.[1]
Pada hakikatnya sekolah merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, khususnya masyarakat publiknya, seperti para orang tua murid atau anggota badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3) dan atasan langsungnya.
Demikian pula hasil pendidikan pelaksanaan sekolah akan menjadi harapan bahkan dambaan masyarakat. Maka kegiatan-kegiatan sekolah juga harus terpadu dengan derap masyarakat, tak boleh sekolah itu merupakan “menara gading” bagi masyarakatnya.[2]

B.    Pentingnya Hubungan Sekolah Dan Masyarakat

Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah masyarakat, dan bagaimana hubungan antara keduanya.
1.   Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat, ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat.
2.    Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.
3.  Sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
4.  Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi, keduanya saling membutuhkan.
5.    Masyarakat adalah pemilik sekolah. Sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.[3]
Betapa pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat itu, terutama di negara kita, dapat pula ditinjau dari sudut historis, sebagai berikut :
1.   Dari sejarah, kita mengetahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, sekolah- sekolah diisolasikan dari kehidupan masyarakat sekitar.
2. Dan zaman kemerdekaan ini, sekolah merupakan lembaga pendidikan yang seharusnya mendidik generasi muda untuk hidup di masyarakat kelak nanti.
3.  Sekolah haruslah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat tempat sekolah itu didirikan.
4.    Sebaliknya, masyarakat harus dan wajib membantu dan bekerja sama dengan sekolah agar apa yang diolah dan dihasilkan sekolah sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.
5.   Dari sejarah pendidikan kita mengenal adanya arbeid school (sekolah kerja) seperti yang didirikan oleh Ovide Decroly di Belgia, sekolah kerja yang didirikan oleh Kerschensteiner di Jerman, dan oleh John Dewey di Amerika Serikat. Semua ini merupaka usaha para ahli didik yang menunjukkan kepada kita betapa pentingnya sekolah itu berintegrasi dengan masyarakat untuk mencapai tujuan pendidikan yang benar-benar sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang selalu berkembang menuju kemajuan.
6. Pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat dapat pula dikaitkan dengan semakin banyaknya isu yang berupa kritik- kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk sekolah dengan kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakin membengkaknya jumlah anak putus sekolah, makin banyak pengangguran, dan sebagainya. Meskipun hal-hal tersebut merupakan masalah yang kompleks dan untuk memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan sekolah dan masyarakat maka beberapa masalah tersebut dapat terkurangi.[4]

C. Prinsip- prinsip dan Metode dalam Membina Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Adapun prinsip- prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat sebagai berikut :
1.  Kerjasama harus dimodali dengan iktikad baik untuk menciptakan citra baik tentang pendidikan.
2.    Pihak awam dalam berperan serta membantu dan merealisasikan program sekolah, hendaknya menghormati dan menaati ketentuan/ peraturan yang diberlakukan di sekolah.
3.    Berkaitan dengan prinsip dan teknis edukatif, sekolahlah yang lebih berkewajiban dan lebih berhak menanganinya.
4.   Segala saran yang berkaitan dengan kepentingan sekolah harus disalurkan melalui lembaga resmi yang bertanggung jawab dalam melaksanakannya.
5.  Partisipasi/ peran serta masyarakat tidak saja dalam bentuk gagasan/ usul/ saran tetapi juga berikut organisasi dan kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat bagi kemajuan sekolah.
6.  Peran serta masyarakat tidak dibatasi oleh jenjang pendidikan tertentu, sepanjang tidak mencampuri teknis edukatif/ akademis.
7.  Peran serta masyarakat akan bersifat konstruktif, apabila mereka sebagai awam diberi kesempatan mempelajari dan memahami permasalahan serta cara pemecahannya bagi kepentingan dan kemajuan sekolah.
8.    Supaya sukses dalam “saling berperan serta”, haruslah dipahami betul nilai, cara kerja dan pola hidup yang ada dalam masyarakat.
9.  Kerjasama harus berkembang secara wajar, diawali dari yang paling sederhana, berkembang hingga hal-hal yang lebih besar.
10. Efektifitas keikutsertaan para awam perlu dibina hingga layak dalam mengembangkan gagasan/ penemuan, saran, kritik sampai pada usaha pemecahan dan pencapaian keberhasilan bagi kemajuan sekolah.[5]

D.    Tujuan Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat

Mengenai tujuan, menurut T. Sianipar dapat ditinjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat.
   Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan  sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1.      Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2.      Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan.
3.      Memperlancar proses belajar mengajar.
4. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk :
1.  Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual.
2.    Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
3.      Menjamin relevensi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih kongkrit lagi, tujuan diselenggarakan hubungan sekolah dan masyarakat adalah :
1.      Mengenalkan pentingnya sekolah kepada masyarakat.
2.   Mendapatkan dukungan dan bantuan moral maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3.  Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4.    Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5.  Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak- anak.[6]
Sedangkan Elsbree mengemukakan tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah :
1.      Untuk meningkatkan kualitas belajar dan pertumbuhan anak.
2. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3.  Untuk mengembangkan antusiasme/ semangat saling bantu antara sekolah dengan masyarakat demi kemajuan kedua belah pihak.
Ketiga tujuan tersebut menggambarkan adanya “two way trafic” atau dua arus komunikasi yang saling timbal balik antara sekolah dengan masyarakat. Hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan baik apabila terjadi kesepakatan antara sekolah dengan masyarakat tentang “policy”(kebijakan), perencanaan program dan strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dengan demikian tidak lagi ada “barrier” (penghalang) dalam melaksanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.[7]

DAFTAR PUSTAKA

Kuswara, Deni. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : UPI Press, 2007.
Gunawan, Ari. Administrasi Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta, 2002.
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung  : Remaja Rosdakarya, 2009.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/10/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html

Komentar

Posting Komentar