Langsung ke konten utama

Tahapan penanggulanan disiplin kelas

Tahapan Penanggulangan Disiplin Kelas

A. Tindakan Preventif (Pencegahan)

            Menurut Rachman (1997) Tindakan preventif (pencegahan) adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran. Upaya ini dilakukan dengan pemberian pengaruh yang positif terhadap individu serta dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah, termasuk pengajaran yang menyenangkan.

             Keberhasilan dalam tindakan preventif (pencegahan) merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah manajemen kelas harus melakukan langkah-langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

            Menurut  Rachman (dalam Tim Dosen Administrasi Pendidikan, 2012: 119) mengemukakan langkah-langkah Tindakan Preventif (pencegahannya) sebagai berikut:

1. Peningkatan kesadaran diri sebagai guru

         Sikap guru terhadap kegiatan profesinya  akan banyak mempengaruhi terciptanya  kondisi belajar mengajar atau  menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya belajar.
Oleh karena itu, langkah utama dan pertama yang strategis dan mendasar dalam kegiatan pengelolaan kelas adalah "Peningkatan kesadaran diri sebagai guru          Apabila seorang guru sadar akan profesinya sebagai guru pada gilirannya akan meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

          Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak dalam sikap guru yang demokratis tidak otoriter, menunjukan kepribadian yang stabil, harmonis serta berwibawa. Sikap demikian pada akhirnya akan menumbuhkan atau menghasilkan reaksi serta respon yang positif dari siswa sekolah dasar.


2. Peningkatan kesadaran siswa

          Meningkatkan kesadaran diri sebagai guru tidak akan ada artinya tanpa diikuti meningkatnya kesadaran siswa sebab apabila siswa tidak atau kurang memiliki kesadaran terhadap dirinya tidak akan terjadi interaksi yang positif dengan guru dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Pada akhirnya dapat mengganggu kondisi optimal dalam rangka belajar mengajar.

          Kurangnya kesadaran siswa terhadap dirinya ditandai dengan sikap yang mudah marah, mudah tersinggung, mudah kecewa, dan sikap tersebut akan memungkinkan siswa melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji.

         Untuk menanggulangi atau mencegah munculnya sikap negatif tersebut guru harus berupaya meningkatkan kesadaran siswa melalui tindakan sebagai berikut:

a. Memberitahukan kepada siswa tentang hak dan kewajiban siswa sebagai anggota kelas.

b. Memperhatikan kebutuhan dan keinginan siswa.

c. Menciptakan suasana adanya saling pengertian yang baik antara guru dan siswa.

3. Sikap Polos dan Tulus dari Guru

        Guru dituntut untuk bersikap polos dan tulus, artinya guru dalam tindakan dan sikap keseharian selalu "Apa adanya" tidak berpura-pura. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar, karena tingkah laku, cara menyikapi, dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan direspon dan diberikan reaksi oleh para peserta didik. Kalau stimulus itu positif maka respon yang diberikan juga akan positif. Sebaliknya jika stimulus yang diberikan negatif maka respon yang diberikan adalah negatif.

          Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan dan atau keluhan para siswa, akrab dengan guru akan memungkinkan terjadinya interaksi dan komunikasi wajar antara guru dan peserta didik. Tindakan dan sikap demikian akan memberikan rangsangan positif bagi siswa, khususnya siswa sekolah dasar dan siswa akan memberikan respon atau reaksi positif.

           Penciptaan suasana sosioemosional di dalam kelas akan banyak dipengaruhi oleh polos tidaknya dan tulus tidaknya sikap guru yang pada gilirannya akan berpengaruh penciptaan kondisi lingkungan yang optimal dalam rangka proses belajar mengajar.


4. Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan

           Langkah ini mengharuskan guru agar mampu:

a. Mengidentifikasi berbagai penyimpangan  tingkah laku siswa yang bersifat individual atau kelompok. Termasuk di dalamnya penyimpangan yang sengaja dilakukan siswa sekolah dasar yang tujuannya hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau teman-temannya.

b. Mengenal berbagai pendekatan dan pengelolaan kelas dan menggunakan sesuai dengan situasi atau menggantinya dengan pendekatan lain yang telah dipilihnya apabila pilihan pertama mengalami kegagalan.

c. Mempelajari pengalaman guru-guru lainnya baik yang gagal atau berhasil sehingga dirinya mempunyai alternatif yang bervariasi dalam berbagai problem pengelolaan manajemen kelas di sekolah dasar.


5. Menciptakan "kontrak sosial"

         Kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan "Standar tingkah laku" yang diharapkan dan memberikan gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Dengan kata lain "Standar tingkah laku yang memadai dalam situasi khusus".

          Suatu persetujuan umum tentang bagaimana sesuatu dibuat, tindakan sehari-hari yang bagaimana yang diperbolehkan. Standar tingkah laku ini tidak membatasi kebebasan siswa akan tetapi merupakan tindakan pengarahan ke arah tingkah laku yang memadai atau yang diharapkan dalam beberapa situasi.

         Standar tingkah laku harus melalui "Kontrak sosial" dengan siswa. Dalam arti bahwa aturan yang berkaitan dengan nilai atau norma yang turun dari atasan (guru/sekolah) tidak timbul dari bawah akan mengakibatkan aturan tersebut kurang dihormati atau ditaati, sehingga perumusannya perlu dibicarakan atau disetujui bersama oleh guru dan siswa.

        Yang dilakukan dalam usaha preventif (Pencegahan) di lingkungan sekolah antara lain:

1. Memberikan bimbingan.

2. Mengadakan hubungan baik dengan orangtua murid dengan sekolah sehingga ada saling pengertian.

3. Memberikan motivasi belajar pada siswa.

4. Mengadakan pengajawan ekstrakurikuler.

5. Memantau perkembangan anak

Contohnya:
1. Guru menasihati murid agar tidak terlambat datang ke sekolah.
2. Tindakan orang tua membatasi anaknya yang di bawah umur dalam menggunakan gadget, merupakan tindakan preventif agar si anak tidak kecanduan bermain gadget.


B. Usaha Yang Bersifat Penyembuhan (Kuratif)

          Kegiatan yang bersifat penyembuhan mengikuti langkah sebagai berikut :

1.      Mengidentifikasi masalah

         Pada langkah ini, guru mengenal atau mengetahui masalah-masalah pengelolaan kelas yang timbul dalam kelas. Berdasar masalah tersebut guru mengidentifikasi jenis penyimpangan sekaligus mengetahui latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

2.      Menganalisis masalah

         Pada alngkah ini, guru menganalisi penyimpangan peserta didik dan menyimpulkan latar belakang yang membuat peserta didik melakukan penyimpangan tersebut.

3.      Menilai alternatif-alternatif pemecahan

         Pada langkah ini guru menilai dan memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap tepat dalam menanggulangi masalah.

4.      Mendapatkan balikan

         Pada langkah ini guru melaksanakan monitoring, dengan maksud menilai keampuhan pelaksanaan dari alternatif pemecahan yang dipilih untuk mencapai sasaran yng sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan kilas balik ini dapat dilaksanankan dengan diadakan pertemuan dengan para peserta didik. Maksud pertemuan perlu dijelaskan oleh guru sehingga peserta didik mengetahui serta menyadari bahwa pertemuan diusahakan dengan penuh ketulusan, semata-mata untuk perbaikan, baik untuk peserta didik maupun sekolah.




Daftar rujukan

Abdul, Majid. 2013. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ahmad, Rohani. 2010. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rachman, Maman. 1997. Manajemen Kelas. Semarang: Depdikbud Ditjen Dikti.

Komentar

Posting Komentar